Auto Kepo! Cita Rasa KOREA, Kota SOLO Poenya! Bukan Cuma Ala-Ala!



Hy Buddies!!! Selamat datang kembali di My Name Is Tanty !
Setelah sekian lama tidak aktif, akhirnya hari ini aku punya konten yang menarik untuk dibahas.
Tentunya seputar kuliner dan tempat wisata. Kenapa? Yaaa karena menulis bisa tentang apa saja. Hmmm...alasannya kurang scientific ya? Tidaklah mengapa! tapi, yang pasti, ini semua tentang perjalanan Tanty dan kawannya, sebut saja Arlin, dalam menyusuri salah satu rumah makan berkonsep Korea yang pasti instagramable banget, yang terletak di jantung Kota Solo!

~632019~

Hari itu hari Rabu.
Tanty masih berada di dalam kelasnya, melakukan hal yang biasa di lakukan oleh mahasiswa lain saat kuliah, apakah itu? mendengarkan dosen memberikan kuliah sembari membuat catatan-catatan sederhana di buku bindernya. Bosan? Tentu tidak! Karena saat itu materi yang dijelaskan begitu menarik! Diskusi pun berjalan! Oh, sungguh Kondusif.

Tapi, sejenak Tanty memeriksa layar androidnya. Ternyata, ada sepucuk Direct Message dari kawannya, sebut saja Arlin, meski memang itu namanya. Isinya simpel dan mudah ditebak, apalagi jika bukan ajakan untuk kongkow-kongkow cantik di restoran. Eitssss... btw, mereka bukan tipe cewe-cewe yang hobi nongkrong ngobrol-ngobrol cantik di kafe ya, soalnya kita gak se kokay itu buat rutin ke kafe... hahaha! Oke lanjut.

“Tan, ada tempat makan yang kece nih!!! Cepet cek link akun instagramnya ya!!!, btw ini punyanya saem ku!”

Bagi yang gak tau saem, itu adalah sebuah kata benda dari Bahasa Korea, yang intinya bermakna: guru, suhu, senpai, tutor or whatever you call it! Hihihi! Tapi di sini, saem yang dimaksud adalah guru les privat Bahasa Korea. Secara, Arlin nih hobi banget belajar Bahasa Korea padahal, dia kuliah di prodi komunikasi. Tuh, lutju khannnn!

Oke! Langsung klik! Lalu, seketika, Arlin sukses merubah Tanty menjadi seorang Stlaker dadakan. Hmmmm... padahal biasanya ngestalking de.e. ups!
Tanty scroll ke atas-bawah. Klik beberapa postingan. Tak lupa, ngepoin highlits dan story instagramnya. Di situ, Tanty nemuin salah satu spot yang asik banget buat sebuah tempat makan korea. Dimanakah itu? ini dia!




Di depan sebuah jendela dan menghadap langsung ke jalan raya.

“Lin, ayok besok ke rumah makannya saem mu!!!”, sent.

Rencana tak hanya wacana tapi wajib TERLAKSANA!!!









~732019~

Cuaca mendukung. Cerah namun tak panas. Mendung tapi tak hujan.

Arlin Dwi Setyaningsih, Komunikasi poenya! hahaha!

Tanty dan Arlin sudah berada di depan rumah makan itu. Jinju Eatery Solo namanya. Sejenak, mereka berdiskusi. Membicarakan tampilan tempat itu dari depan. Sembari saling memberi kesempatan untuk masuk pertama. Impresi pertama, yaaa tempat itu adalah ruko ter-terang dan ter-cerah dibandingkan dengan ruko-ruko yang menghimpitnya. Nuansa jadul masih terasa, karena paving-paving city walk yang bermotif bunga dan berwarna pudar, ikut memberikan sentuhan lain dari tempat itu. Rukonya memilih cat luar yang sesuai banget dengan konsep tempatnya. KOREAN STYLE! Dengan warna pastel biru kehijauan yang lembut dan ciamik, bertemu dengan warna putih pucat yang tidak menyilaukan mata, juga sentuhan pink pastel, sukses membuat semua orang yang melihatnya, dapat menangkap konsep yang diusung. Ada hal unik di sana, papan pengumuman menu spesial di hari itu. Papan kecil berdiri dengan bubuhan huruf Hangul Korea.

“Ok fiks! Ini benar-benar rumah makan korea!”, ujar Tanty dalam hati.
“Tan, nanti kita bakal di sambut dengan Bahasa Korea gak ya?”, tanya Arlin
“Maybe yes or not! Hahaha! Tapi kemungkinan besar, iya sih lin! Secara, looknya aja uda korea bets!”, jawab Tanty sotoy.
Dua anak manusia itu masuk dan disambut oleh seorang Waiter dengan ucapan,
“Selamat Datang!”
Tebakan Tanty meleset kawan-kawanku sekalian!

Tunggu! Indera penciuman Tanty mencium bau khas ala rumah makan korea! Ya! Semerbak aroma perpaduan berbagai macam jenis bumbu-bumbu masakan Korea yang menjadi satu memenuhi seisi ruangan. Sejujurnya itu wangi yang tak terlalu Tanty sukai. Kalau orang jawa bilang, wanginya wangi bumbu langu. Hati Tanty tak tenang, takut jika pengalaman makan di rumah makan korea lain akan terulang. Hmmmm.....

“Mau duduk di sebelah mana? Lantai 1 atau 2?”
“Lantai 2!”, dengan sigap Tanty menjawab, berharap menemukan view yang sedari kemarin sudah diincar. Apa boleh buat, Arlinpun setuju. Jadilah kami diantarkan ke lantai dua oleh mas pegawai itu. Sebelumnya, kami juga diberikan 2 buku menu.

Kami masuk lebih dalam ke dalam Jinju, ada hal menarik lain ternyata. Di perjalanan menuju tangga, indera penciumanmu akan lebih digoda oleh aroma yang makin kuat. Kenapa tan? Karena kamu akan diantar melewati dapur, tempat semua makanan dan minuman diproses hingga akhirnya sampai di meja makanmu dan kau nikmati cita rasanya dan keindahannya untuk feed instagrammu! Kami naik tangga. Tiba-tiba!

“Arlinnnn!!!!!”, suara seorang wanita keluar dari dapur, memanggil nama kawanku dengan antusias.
“Saaaaeeeeemmmm!!!!”, timpal kawanku tak kalah antusiasnya.

Oh, ternyata itu Saem yang dimaksud Arlin sejak kemarin. Aku fikir cowo, ternyata cewe. Wah keren, bisa buka resto asik dan membuka lapangan kerja bagi orang lain. Cewe loh gais! Omegat! Ehem...oke stop alaynya. Lanjut!

“Saem!!!”, Tanty menambahkan keharuan sebuah reuni antara guru dan murid.

Mereka terharu. Saling mendekat satu-sama lain. Lalu, berpelukan dan cipika-cipiki di depan Tanty. Di tengah tangga. Di saat Tanty sudah teramat tak sabar untuk segera sampai di atas dan melihat view yang sedari malam sudah diimpikan. Tapi, obrolan kecil tak dapat dihindari. Meski di tengah jalan mendaki tangga menuju lantai yang lebih tinggi. Mas-mas yang mengantarpun juga masih menanti, kami selesai mendaki. Hihihi...

Lalu, “Eh, yuk ke atas! Ngobrol di sana yuk, sekalian pesan apa”, ajakan Saem Desty yang sudah pasti membuatku makin terharu. Huhuhu...

Secercah foto wefie Tanty dan Arlin dengan Saem Desty setelah selesai mendaki tangga di sudut Jinju Eatery
Di Jinju, Ada beberapa spot yang bisa dipilih, tapi tetap, spot yang utama bagi Tanty adalah yang menyuguhkan pemandangan jalanan dan keadaan langit di siang itu.

Hand Lettering tetap menemani!


Kami duduk, meneruskan obrolan yang sempat terhenti, sembari membuka buku menu. Belum selesai kami membaca, jawaban sudah kami berikan kepada mas itu karena sebelum sampai di situ, kami telah memutuskan menu dahulu.


“Saya Tteobokki 1 dan Boricha 1”, Arlin memesan
“Saya Reobokki 1 dan tidak pesan minum”, Tanty memesan
“Arlin, Borichanya anget atau dingin?”, Saem bertanya

“Es saem!”, Kawan Tanty menjawab

Lalu, masnya mengulangi pesanan kami, kami mengkonfirmasi, buku menu disita dari kami, ia beranjak pergi, memproses pesanan kami dan kami berbincang kembali, terutama Arlin dan Saem Desty. Tak lama Boricha Arlin diantar mengahmpiri meja ini. Sesekali Tanty ikut mengobrol sembari memotret boricha di hadapan kamera hp milik Tanty. Lalu, lahirlah foto itu.

"Salah satu tips ketika kamu datang ke suatu resto yang memberikan beberapa informasi menu di akun media sosialnya adalah, tentukan dahulu menu apa yang ingin kalian pesan. Agar tidak menghabiskan waktu lama hanya untuk memesan makanan dan minuman. Bahaya nanti kalau kamu kelamaan pesan menu, namun di saat yang sama, de.e kamu tiba-tiba lewat. Kan jadi gak bisa curi-curi pandang. Hahaha!"

Suasanyanya begitu syahdu saat itu. cuacanya berbeda dengan cuaca di hari-hari lain. tenang dan damai. Berbeda dengan keadaan jalan yang jauh dari kata lengang. Obrolan seru tak terelakkan, rencana study lanjutan ikut didiskusikan, doa pun disertakan untuk kelancaran masa depan. Satu kata, Indah!. Saem Desty beranjak dari kursinya. Meninggalkan Tanty dan Arlin berdua di sana. Tak ada hal-hal absurd yang kami lakukan. Hanya duduk menikmati pemandangan Kota Solo berbingkaikan lis jendela yang lebar dan lega. Membuat mata serasa bebas tanpa halangan kaca maupun tralis. Dans! Tak lama kemudian, pesananpun datang di atas meja.

Penyajiannya ciamik. 

Salah satu hal yang Tanty suka ialah, penggunaan sedotan stainless. Sebuah upaya cerdas untuk mengurangi kuantitas limbah plastik, terutama yang berasal dari sedotan plastik. Hal unik lainnya ialah penggunaan piring kayu dalam penyajian Tteobokki. Itu memberikan nuansa 'dekat dengan alam'. Meningkatkan suasana keindahan. Terutama di hari itu, dimana mendung tipis menjadi kanopi kota. tak lupa! Sendok dan sumpit khas korea.


“Tan, aku paling suka deh ini, sendoknya. Gagangnya panjang gitu! Unik! Korea bets!”,
“Iya lin! Sama. Aku juga suka deh sendoknya, terlebih sumpitnya, dan waow! Aku dapat warna golden...”

Cekrek-cekrek. Sejenak menyempatkan waktu untuk memberi makan instagram. Selesai! Sekarang waktunya eksekusi!!! Eits, FYI, ini resep dan bumbunya didatangkan langsung dari Korea! 

"Reobokki"

Awalnya Tanty sempat takut dengan rasa yang terlalu strong dang langu, namun TIDAK! Tanty tak menangkap rasa itu di kedua jenis makanan ini. Keduanya memiliki rasa yang pas di lidah Tanty. Meski merah dan aroma tempatnya kuat, tapi rasa yang tersaji di semangkuk penuh kebahagiaan itu jauh dari hal-hal yang sempat tidak Tanty senangi soal makanan. Kuahnya kental dan lembut, mie nya tidak kematangan, kue berasnya memiliki kekenyalan yang pas dan rasa yang menyatu dengan bumbu mie itu, dan pedas terasa namun tidak terlalu menohok lidah.

"Tteobokki"

Sedangkan Tteobokki nya, memiliki kuah saus yang berbeda dengan Reobbokki. Untuk yang satu ini, kuah sausnya lebih bertekstur dan memiliki rasa yang lebih kuat.Enak! Tapi Tanty tetap lebih suka dengan hidangan mie nya.

"Boricha"

Boricha nya sendiri cukup mengagetkan! Karena ia memiliki warna yang bening seperti air putih, namun rasanya jauh dari kata tawar. Saat di minum, rasa yang pertama kali datang ke lidah adalah manis dan lembut. setelan tertelan, ada aroma-aroma wangi perpaduan aroma kopi dan teh. Wangi menenangkan. Bagi kaliah yang sedang stress, Boricha bisa jadi jawaban untuk meredakan stress kalian!

S E K I A N 

Begitulah kisah di waktu itu yang berhasil diabadikan di update an blog hari ini.
Oh iya, mari sempatkan waktu untuk menuliskan pengalaman indah ya! Jika aku lupa, boleh nih diingatkan, cukup DM aja ke Instagram aku . Kalian juga bisa lihat-lihat update an terkini dari karya-karya Hand Lettering ku. Atau ke sini , untuk lihat hasil jepretan dan bait puisi dari ku!






"Cerita perlu diceritakan. Cerita perlu diabadikan" 

"See ya!"

Solo, 12 Maret 2019

00.43

-with a bottle of mineral water and night-

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

My First Post In My Blog (English Version)

My First Post In My First Blog